Bandarlampung – Seorang pemimpin sejati pasti lahir dari proses yang panjang, dan tentu tidak terpisahkan dari latihan serta kesadaran diri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor II UIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. Safari Daud, S.Ag, M.Sos.I saat menyampaikan materi kegiatan Pelatihan Senator dan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah (PKMTM) yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN-RIL), Kamis (19/06/2025).
Selain itu Prof. Safari Daud selaku Warek II UIN RIL juga mengajak mahasiswa untuk terus menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang berintegritas dan bertanggungjawab. Ia juga mengutip sebuah hadis “Khairunnas Anfa’uhum Linnas” sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama, sebagai pondasi utama dalam membentuk karakter pemimpin.
“Jangan pernah berhenti dalam kebaikan. Kalian adalah calon pemimpin, tetapi bagaimana bisa memimpin orang lain kalau diri sendiri belum mampu dipimpin? Mulailah dari diri sendiri,” ujarnya.
Prof. Safari menyebutkan, tantangan generasi muda saat ini sangat kompleks. Salah satunya adalah bonus demografi. Ditambah lagi dengan persaingan kerja yang semakin ketat dan dunia yang makin menyempit akibat digitalisasi.
“Berdasarkan statistik, persaingan kerja semakin sulit. Jangan sampai kalian hanya menjadi pengangguran terdidik. Bergeraklah, amalkan ilmu yang telah kalian pelajari,” tegasnya.
Dalam sesi tersebut, ia juga menyampaikan, setiap pemimpin harus memiliki tiga jenis kesadaran yakni kesadaran teologis, intelektual, dan sosial. Ketiga hal ini harus diasah dan dilatih melalui organisasi, pengalaman, dan pembelajaran.
“Seorang pemimpin harus punya kemampuan problem solving, memanage konflik, dan dipercaya integritasnya,” tambahnya.
Ia mengajak para mahasiswa untuk meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin, serta membaca dan mentadabburi surat Muhammad dalam Al-Qur’an dan biografi beliau.
“Setelah itu, pelajari juga tokoh-tokoh besar dunia. Karena kalian adalah cendekiawan yang kelak akan menjadi pemimpin yang lahir dari kampus,” katanya.
Mengutip teori sejarah tentang tantangan dan respons (challenge and response), Prof. Safari mengatakan, pemimpin sejati adalah mereka yang mampu merespons tantangan zaman dengan cara-cara yang bijak dan visioner.
Sebelumnya, acara dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Dr. Rosidi, M.Ag., yang menegaskan pentingnya tanggung jawab dalam kepemimpinan.
“Setiap pemimpin pasti kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Maka asahlah kecerdasan, tanggung jawab, dan wawasan kalian sejak dini,” ujarnya.
Ketua Pelaksana, Syahrul Ramadhan, menuturkan, pelatihan ini bertujuan untuk membentuk jiwa kepemimpinan mahasiswa yang kritis dan bertanggung jawab.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DEMA FDIK, Muhammad Syahrul, yang berharap kegiatan ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam memimpin, tidak hanya di bidang politik, tapi juga dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
Sementara itu, Ketua SEMA FDIK, Mirawaty Dewy, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan mahasiswa, khususnya dalam membuat kebijakan dan menjalin relasi organisasi yang sehat dan kolaboratif. (Red)