FTK UIN Raden Intan Gelar Seminar Internasional Tentang Pendidikan Islam Abad 21

- Redaksi

Rabu, 17 September 2025 - 05:25 WIB

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

Bandar Lampung (Humas UIN RIL) – Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menggelar Seminar Internasional bertema “Challenges of 21st Century Islamic Education” pada 15–16 September 2025 di Ruang Teater Lantai 2 Gedung Academic & Research Center. 

Kegiatan yang juga disebut Ngobrol Pendidikan Islam atau disingkat Ngopi ini menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri, serta dibuka secara daring oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama RI, Dr. Fesal Musaad, M.Pd , Senin (15/09).

Dalam sambutannya, Dr. Fesal Musaad menegaskan perlunya memperkuat komitmen dan jejaring kolaborasi untuk menjadikan madrasah sebagai pusat pendidikan Islam yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan zaman. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menyampaikan bahwa berbicara tentang tantangan pembelajaran abad 21 berarti berbicara tentang bagaimana lembaga pendidikan Islam menghadapi realitas baru di masa depan. Pendidikan tersebut bukan hanya soal perubahan teknologi, akses kurikulum dan fasilitas, tetapi juga kesenjangan sosial, kesiapan tenaga pendidik, dinamika psikologis peserta didik, dan sistem pendidikan yang mampu menggerakkan ekosistem pendidikan termasuk investasi hingga perubahan budaya belajar.

Fesal menyoroti tantangan serius pada infrastruktur, akses, dan teknologi, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). 

“Data Asesmen Nasional 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen sekolah madrasah di Indonesia menghadapi keterbatasan akses internet stabil, terutama di daerah 3T, pedesaan, dan terpencil. Ini masalah serius yang harus kita selesaikan bersama,” ujarnya.

Ia menambahkan, pendidikan berkualitas di era digital sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana teknologi dan literasi digital.

“Tanpa pemerataan akses dan infrastruktur, pendidikan hanyalah slogan belaka atau sekadar papan nama,” tegasnya.

Ia juga menekankan guru sebagai kunci transformasi pendidikan di era digital. Kementerian Agama mencatat masih banyak guru madrasah yang belum mengikuti pelatihan intensif terkait pedagogik digital.

“Ini pekerjaan rumah kita semua. Guru harus menguasai teknologi, mengintegrasikan pengetahuan konten, pedagogik, dan teknologi. Tanpa hal ini, teknologi hanya sebatas slogan, bukan instrumen pembelajaran yang mendidik dan mencerahkan,” ujarnya. 

Fesal berharap forum seminar internasional ini menjadi wadah berbagai gagasan, menyusun strategi, dan melahirkan inovasi untuk membangun guru yang lebih baik di masa depan, bukan sekadar kegiatan seremonial.

Sementara itu, Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. H. Idrus Ruslan, M.Ag., yang mewakili Rektor dalam sambutannya menyoroti dampak kehidupan serba daring terhadap dunia pendidikan. 

“Canggihnya teknologi di satu sisi memberi kemudahan, namun di sisi lain juga memunculkan problem kompleks. Tidak sedikit siswa yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk copy-paste, sehingga daya kritis dan rasa percaya diri hilang, serta tidak sesuai dengan norma akademik,” ujarnya. 

Menurutnya, melalui seminar internasional ini semua lini harus di-refresh, baik pelajar, dosen, maupun pembuat kebijakan, agar peserta didik dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi tanpa kehilangan karakter, idealitas, dan identitasnya.

Dalam seminar yang berlangsung dua hari ini, FTK menghadirkan empat narasumber. Pada hari pertama, dua pembicara internasional hadir secara daring, yakni Dr. Muhammad Safdar Bhatti dari The Islamia University of Bahawalpur, Pakistan, dan Prof. Dr. M. Mahmoud Ahmad Talafheh dari Yarmouk University, Yordania.

Dr. Bhatti menyampaikan pentingnya integrasi teknologi dalam pendidikan Islam di abad ke-21, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mempercepat transformasi digital. 

Menurutnya, teknologi memberi fleksibilitas, pengalaman belajar personal, serta meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa melalui media digital, gamifikasi, dan aplikasi pembelajaran. Namun, tantangan tetap ada seperti biaya, kesenjangan akses, literasi digital, dan kesesuaian dengan nilai Islam.

Ia menekankan perlunya pelatihan guru, kurasi konten halal, dukungan infrastruktur, serta keseimbangan antara tradisi dan inovasi agar teknologi benar-benar memperkuat mutu pembelajaran sekaligus menjaga identitas keislaman.

Prof. Talafheh mengungkapkan, pendidikan Islam di abad ke-21 menghadapi tantangan serius dari aspek pemikiran, akidah, teknologi, kurikulum, dan pengaruh globalisasi. Tantangan ini mencakup munculnya pemahaman ekstrem atau sikap abai terhadap agama, perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan, lemahnya relevansi kurikulum, serta dampak globalisasi terhadap identitas dan budaya Islam. 

Ia menawarkan solusi berupa reformasi tujuan pendidikan, perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pembentukan karakter seimbang, dan pembaruan pemahaman agama agar pendidikan Islam mampu menjawab kebutuhan zaman tanpa kehilangan jati diri.

Beberapa strategi yang disampaikan antara lain menekankan kewajiban menuntut ilmu syar’i sebagai landasan utama pendidikan Islam, mendorong dialog terbuka untuk meluruskan pemahaman yang keliru dan memperkuat ukhuwah. Kemudian melakukan reformasi pendidikan mencakup tujuan, kurikulum, guru, dan pembentukan karakter, serta melakukan pembaruan agama dengan tetap menjaga keaslian Islam sekaligus menjauhi fanatisme buta dan ketergantungan pada tradisi tanpa kritik.

Diskusi pada hari pertama berlangsung interaktif dengan keterlibatan dosen dan mahasiswa FTK. Pada hari kedua, hadir pemateri dari Indonesia, yakni Prof. Dr. Herpratiwi, M.Pd., dari Universitas Lampung dan Prof. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di hari kedua ini juga dilaksanakan sesi panel dan paralel, dengan pemakalah dibagi ke dalam dua ruangan, diikuti oleh dosen dan mahasiswa FTK.

Seminar internasional ini menjadi momentum penting untuk menjawab tantangan pendidikan Islam abad 21 dan membangun strategi kolaboratif dalam meningkatkan mutu madrasah dan pendidikan Islam agar adaptif menghadapi era digital.

Berita Terkait

UIN Raden Intan Lampung Jaring Bakal Calon Rektor Periode 2026–2030
Inovasi dari Limbah Jagung, Mahasiswa UIN RIL Raih Juara Nasional KTI
Pimpinan Komisi VIII DPR RI Dukung Pendirian Fakultas Kedokteran UIN Raden Intan Lampung
Ferry Irwandi Soroti Bonus Demografi dan Era Digital di FEBI Fest UIN RIL
Gubernur Lampung Sambut Ribuan Massa Pendemo Dengan Aksi Damai
PHPPI UIN RIL Gelar Coaching Penulisan Paper Bereputasi Internasional
Kawal Indonesia Merdeka, Pesantren Kini Menuju Peradaban Dunia
Prof. Yuberti Dosen UIN RIL Jadi Keynote Speaker di Konferensi Internasional Hangzhou China
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 02:44 WIB

Kekerasan Seksual di Lampung Melonjak, KOPRI PKC PMII Lampung Soroti Lemahnya Sistem Perlindungan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 11:23 WIB

AGPAII Kota Bandar Lampung Raih Prestasi Membanggakan Dalam Pentas PAI Provinsi Lampung

Kamis, 2 Oktober 2025 - 13:20 WIB

Bawaslu Way Kanan Ikuti Pembinaan PPPK Bawaslu se-Provinsi Lampung

Kamis, 2 Oktober 2025 - 13:15 WIB

Rapat Pleno Triwulan III Bersama KPU, Bawaslu Way Kanan Sampaikan Beberapa Masukan

Selasa, 23 September 2025 - 12:14 WIB

Komitmen Wujudkan Pemilu Berkualitas, Bawaslu Way Kanan Gelar Rakor Libatkan Mitra Kelembagaan

Minggu, 21 September 2025 - 06:51 WIB

Bazar UMKM 2025 Digelar Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia Merah Putih, Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan

Sabtu, 20 September 2025 - 06:06 WIB

Aspirasi Petani Singkong Lampung Didengar, Presiden Instruksikan Lartas Impor Tapioka

Rabu, 17 September 2025 - 15:06 WIB

Turun Gunung, Anggota DPR RI Aprozi Alam Bantu Korban Banjir Bandang di Suoh Lampung Barat

Berita Terbaru

Exit mobile version