Bandarlampung – Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Kadafi, menegaskan bahwa pengenalan sejarah kepada mahasiswa harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih relevan dan sesuai perkembangan zaman.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri sosialisasi penulisan sejarah bertema “Literasi Sejarah Indonesia” yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia di Graha Bintang Universitas Malahayati, Bandarlampung, Jumat (14/11/2025).
Menurut Kadafi, generasi Z dan generasi alfa memiliki karakter pembelajaran yang berbeda sehingga perlu metode baru yang lebih dekat dengan keseharian mereka, terutama di tengah dominasi media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sejarah bukan hanya cerita masa lalu, tetapi kompas masa depan. Agar dipahami mahasiswa, pendekatannya juga harus relevan dengan generasi mereka. Dengan memahami sejarah, anak muda dapat tumbuh kritis, toleran, dan memiliki kebanggaan budaya,” ujarnya.
Kadafi menambahkan, Indonesia termasuk Lampung harus belajar dari negara-negara maju dalam melestarikan sejarah. Ia mencontohkan antusiasme masyarakat luar negeri yang tinggi dalam mengunjungi museum, sehingga ruang tersebut hidup sebagai pusat edukasi dan pembentukan karakter.
“Di negara maju, museum selalu penuh pengunjung. Kita ingin mendorong hal itu terjadi di Indonesia. Museum harus menjadi ruang belajar yang menarik dan membentuk karakter generasi muda,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Direktorat Sejarah dan Permuseuman Kemenbud RI, Termizi, menyampaikan bahwa mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam memahami sejarah dan kebudayaan bangsa. Ia menekankan bahwa sejarah merupakan fondasi penting dalam membangun karakter nasional.
“Budaya adalah jati diri kita. Ia melekat dalam sejarah, dan sejarah itu sendiri terbentuk dari tindakan budaya,” kata Termizi.
Ia juga menyoroti kekayaan sejarah Lampung yang memiliki lapisan panjang mulai dari masa prasejarah, era kolonialisme hingga pasca kemerdekaan.
“Lampung memiliki ragam budaya yang sangat kaya. Karena itu, penting untuk mencatat dan menginventarisasi jejak sejarah agar dapat diteladani mahasiswa dan generasi muda,” ujarnya.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber, Muhammad Nurhayad Nufus, yang membahas sejarah umum serta sejarah Lampung sebagai upaya memperkuat kesadaran sejarah di kalangan mahasiswa.
Sosialisasi ini diikuti mahasiswa, pegiat sejarah, dan pemerhati kebudayaan sebagai bentuk komitmen bersama dalam memperkuat pemahaman sejarah di lingkungan kampus.
