Bandar Lampung – Lakukan kolaborasi masif bersama Kementerian Pertanian RI dan PT. PLN (Persero), Pemerintah Provinsi Lampung Gelar Rapat Koordinasi Percepatan Pencapaian Swasembada Pangan dan Peningkatan Kinerja Pembangunan
Pertanian di Provinsi Lampung yang diselenggarakan di Ruang Sungkai, Balai Keratun Komplek Kantor Gubernur Lampung, Kamis (11/09/25).
Dipimpin langsung oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Pertanian Hermansyah, Direktur Distribusi PT. PLN (Persero) Arsyadany Ghana Akmalaputri dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung, rakor tersebut merupakan upaya nyata dari Pemerintah Provinsi Lampung untuk keberlangsungan dan kepastian hidup bagi 2 juga keluarga petani di Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam paparannya, Gubernur Mirza menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung mengisyaratkan untuk mendorong para petani singkong agar mempertimbangkan migrasi produksi ke Padi Gogo dan Jagung yang Dinilai Memiliki Kepastian Harga dan Menjadi Program Ketahanan Pangan Pemerintah.
“Harga padi dan jagung dijamin pemerintah, menjadi komoditas strategis pangan dan potensi nilai tambah hilirisasi memiliki peluang sangat lebar serta menjadi program ketahanan pangan,” ungkap Gubenur Mirza.
Namun, tantangan utamanya, lanjut Gubernur, adalah ketersediaan air di lahan tadah hujan yang selama ini kurang terjangkau sistem irigasi.
Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Lampung memperkuat sinergi lintas sektor bersama Kementan RI dan PT PLN (persero) untuk mengatasi ketersediaan air itu.
“Hampir dua juta keluarga di Lampung menggantungkan hidup dari pertanian. Maka tugas kita adalah memastikan mereka punya akses, kepastian, dan masa depan. Kalau pompa tersedia dan listrik masuk, petani bisa tanam padi dan jagung. Ini bukan hanya soal meningkatkan produksi, tapi juga soal membangun masa depan petani kita,” ujar Gubernur Mirza.
Mirza menambahkan bahwa dengan dukungan listrik dari PLN, pompa-pompa air bisa segera dihadirkan secara masif di seluruh kabupaten/kota, terutama di daerah-daerah yang jauh dari irigasi.
Dikesempatan yang sama, Ia juga menjelaskan bahwa bersama Kabupaten/Kota terus fokus menjaga harga Gabah Kering Panen (GKP) tetap stabil di angka Rp6.500 per kilogram, sebagai upaya melindungi petani dari fluktuasi pasar.
Ia juga menilai, jika dua komoditas utama seperti padi dan jagung dikembangkan secara serius dengan dukungan sistem pengairan berbasis pompa listrik, maka nilai tambah dari sektor hilir hingga industri pengolahan akan terbuka luas.
Menanggapi arahan Gubernur, Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Arsyadany Ghana Akmalaputri menyampaikan bahwa PLN siap melaksanakan seluruh dukungan yang diperlukan untuk menjadikan Lampung sebagai pusat pertanian modern nasional.
“Pak gubernur sudah memetakan secara baik sekali bahwa Lampung akan menjadi lumbung pangan strategis di Indonesia. Kata kuncinya harus masif agar tidak hanya sekedar sebagai lumbung pangan nasional tetapi sebagai ikon pertanian modern. Disinilah yang berbasis listrik dan teknologi itu adanya di Lampung,” ujar Arsyadany.
General Manager PLN UID Lampung Rizky Mochamad menegaskan bahwa PLN akan mendukung penuh elektrifikasi pertanian di Lampung, melalui Program Electrifying Agriculture dan Program Pompanisasi saluran irigasi.
“Kami nantiasa berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi salah satunya yaitu mendukung ketahanan pangan melalui pertanian,” ujar Rizky.
Rizky menyebut sampai dengan Tahun 2024, PLN UID Lampung telah melistriki program Electrifying Agriculture sebanyak 4.251 pelanggan dengan total kapasitas daya terpasang sebesar 24,61 MVA.
“PLN UID Lampung juga ikut mensukseskan program pompanisasi saluran irigasi yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian di 427 lokasi tersebar di seluruh kota/kabupaten di Provinsi Lampung,” katanya.