Oleh: Hariz A’Rifa’i, S.Pd., M.I.Kom
Alumni UIN Raden Intan Lampung
Dalam dinamika pemilihan pemimpin perguruan tinggi, sering kali publik disuguhi narasi hipotetis oleh kandidat Rektor yang dimulai dengan frasa “jika terpilih, saya akan…” Bagi Prof. Wan Jamaluddin UIN Raden Intan Lampung hari ini tidak sedang menunggu janji perubahan, melainkan telah menyaksikan perubahan itu bekerja secara nyata. Prof. H. Wan Jamaluddin, Ph.D. bukan figur yang menawarkan gagasan masa depan yang spekulatif, melainkan pemimpin yang telah menghadirkan bukti nyata, mengorkestrasi kemajuan, dan mengeksekusi transformasi kelemba
gaan secara terukur.
Persoalan kepemimpinan saat ini bukan tentang memulai arah baru, tetapi tentang menjaga keberlanjutan momentum, kesinambungan kinerja, dan akselerasi capaian yang telah terbukti. Ini bukan tentang sosok yang akan memimpin, melainkan tentang pemimpin yang telah memimpin dan layak melanjutkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kontestasi pemilihan rektor, kampus senantiasa menjadi ruang dialektika gagasan dan wacana. Beragam figure hadir menawarkan visi, misi dan janji transformasi. Namun, dalam perspektif kepemimpinan perguruan tinggi, keberhasilan institusi bukan diukur oleh intensitas retorika, melainkan oleh bukti capaian yang terukur, berdampak dan berkelanjutan.
UIN Raden Intan Lampung dalam kepemimpinan Prof. Wan Jamaluddin menunjukkan rekam jejak institusional yang kuat melalui raihan akreditasi “Unggul”, sertifikasi ISO 9001:2025 dan ISO 21001:2018 dari British Standard Institution, peringkat ke-5 PTKIN terbaik versi Webometrics 2025, serta ranking ke-9 nasional dan ke-71 dunia dalam UI GreenMetric- pencapaian tertinggi di lingkungan PTKIN. Capaian mencerminkan kepemimpinan institusional yang berbasis mutu, manajemen terstandar serta transformasi kelembagaan yang berkelanjutan di bawah kepemimpinan Prof. H. Wan Jamaluddin, Ph.D.
Dalam beberapa tahun terakhir, UIN Raden Intan Lampung tumbuh pesat menjadi universitas Islam yang tidak hanya berdaya saing nasional, tetapi juga mulai memperoleh rekognisi di level global. Pertumbuhan kelembagaan terlihat dari peningkatan jumlah guru besar kini mencapai 49 orang, pembukaan dua fakultas baru, serta ekspansi kemitraan strategis dengan berbagai institusi nasional maupun internasional. Tahun 2025, universitas ini menerima 5.377 mahasiswa baru melalui jalur SPAN-PTKIN-salah angka penerimaan tertinggi di Indonesia.
Hal ini merefleksikan tingginya trust public terhadap daya tarik dan kredibilitas institusi. Penguatan legitimasi tersebut juga terlihat dari dukungan konkrit pemerintah daerah, termasuk bantuan pendirian klinik dan rumah sakit dari Wali Kota Bandar Lampung, hibah tanah dari Pemerintah Provinsi Lampung, memperlihatkan tingkat kepercayaan pemangku kebijakan eksternal terhadap kapasitas kelembagaan kampus.
Kepemimpinan Prof. H. Wan Jamaluddin,Ph.D. menghadirkan model kepemimpinan institusional yang bertumpu pada arah kebijakan terukur, tidak retorika simbolik. Visi besar “Universitas Rujukan Dunia dalam Lingkungan Berkelanjutan” diwujudkan melalui kerangka Asta Karsa-delapan pilar strategis pengembangan yang mencakup peningkatan mutu akademik, perluasan jejaring global, riset berdampak, penguatan mahasiswa berprestasi, SDM paripurna, tata kelola modern, serta kampus berkelanjutan berbasis nilai ekoteologi. Dalam kerangka ini, konsep green campus bukan sekadar lanskap estetis, melainkan sebagai paradigma etis dan epistemik yang terintegrasi dalam struktur akademik, tata kelola, energi, kurikulum hingga riset. Prinsip ekoteologi hidup di setiap aspek kehidupan kampus. Tak heran jika UIN Raden Intan kini dinobatkan sebagai kampus paling berkelanjutan di lingkungan PTKIN se-Indonesia.
Kemajuan perguruan tinggi secara fundamental ditentukan oleh kualitas riset dan reputasi ilmiah yang menyertainya. Di bawah kepemimpinan Prof. Wan, UIN Raden Intan menunjukkan lompatan kualitas tersebut secara substantive. Jurnal Al-‘Adalah berhasil menembus indeks Scopus Q1 dengan SJR 0,372, menandai keterterimaan publikasi ilmiah kampus ini di panggung akademik internasional, sementara berbagai jurnal lainnya telah terakreditasi Sinta 2 dan Sinta 3, memperkuat ekosistem keilmuan internal. Lebih dari sekadar akademik, riset kampus ini juga menghasilkan kontribusi historis bagi bangsa. Melalui penelitian dan kolaborasi lintas lembaga, kampus ini turut berperan dalam penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH Ahmad Hanafiah dan Pahlawan Daerah Lampung kepada Wan Abdurachman, dua sosok yang mewakili harmoni antara nilai keislaman dan kebangsaan.
Dalam pandangan Prof. Wan, mahasiswa bukanlah objek kebijakan, tetapi subjek kemajuan. Melalui program Karsa Mahasiswa Juara, mahasiswa didorong untuk berani bersaing dan berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Pembinaan, beasiswa, dan pendampingan talenta disiapkan secara sistematis melalui Talent Hub. Ia percaya bahwa ukuran keberhasilan universitas bukan hanya dari jumlah guru besar atau kemegahan bangunan, tetapi dari karakter dan karya mahasiswanya.
Sementara itu, tata kelola kampus pun terus bertransformasi. UIN Raden Intan kini memiliki sistem digital terintegrasi—UIN Smart System—yang menghubungkan seluruh layanan akademik, keuangan, dan kepegawaian dalam satu portal terpadu. Digitalisasi bukan hanya langkah efisiensi, melainkan perwujudan transparansi dan akuntabilitas publik. Kampus bergerak lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan selaras dengan standar World-Class University.
Gaya kepemimpinan Prof. Wan dikenal tenang, rasional, dan rendah hati. Ia bukan pemimpin yang gemar mengumbar jargon perubahan, tetapi menghadirkan perubahan itu lewat tindakan nyata. Ia membangun sistem yang kuat tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaan. Dalam setiap kebijakan, ia menempatkan keseimbangan antara capaian akademik dan nilai spiritualitas, antara modernitas dan moralitas.
UIN Raden Intan hari ini tidak sedang mencari arah baru. Ia telah berada di jalur yang benar, menapaki perjalanan menuju universitas Islam berkelas dunia. Capaian yang ada bukan sekadar janji masa depan, tetapi kenyataan hari ini. Yang dibutuhkan bukan pergantian arah, melainkan kesinambungan kepemimpinan yang telah terbukti membawa hasil.
Kepemimpinan Prof. Wan Jamaluddin bukan calon rektor yang menjanjikan apa yang akan dilakukan, tetapi rektor yang telah menunjukkan apa yang sudah dihasilkan. Ia adalah contoh bagaimana integritas dan visi bisa berjalan beriringan dengan kerja nyata.
Ketika sebagian orang masih bertanya siapa yang pantas memimpin UIN Raden Intan ke depan, jawabannya sederhana, Prof. Wan Jamaluddin, Ph.D Rektor UIN Raden Intan Lampung, bukan kandidat Rektor ” Kalau… ” tetapi Rektor yg mampu memadukan gagasan dan kerja.








